Tiga SMA Unggul di Tapanuli Sumut, Sistem Pendidikan Semi Militer: ketika Para Jenderal Turun Kampung

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Ketika pendidikan di Sumatra Utara (Sumut), era 1990-an, cenderung kurang merata beberapa jenderal akhirnya turun tangan. Mereka membangun SMA unggul di Tapanuli sebagai usaha untuk membangun kampung halaman. Ini tak lain karena secara geografis Tapanuli adalah wilayah yang relatif jauh dari Medan, ibukota Sumut. Dalam era tersebut berdirilah tiga SMA Unggul yang diprakarsai para jenderal. Tiga SMA Unggul itu dibangun para jenderal di Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Ya, tiga daerah di Sumut yang menjadi kampung halaman para jenderal tersebut. Adalah konsep Marsipature Hutana Be yang artinya membangun kampung halaman bisa dikatakan penyebab. Para jenderal tersebut merasa terpanggil untuk berbuat dan dunia pendidikan adalah jawabannya. Sebut saja Jenderal TNI Feisal Tanjung, Letnan Jenderal TNI TB Silalahi, dan Letnan Jenderal TNI Raja Inal Siregar. Ketiganya adalah aktor hingga muncul tiga SMA Unggul di Sumut yang menerapkan sistem pendidikan semi milter. Secara umum, sistem pendidikan di tiga SMA Unggul ini mirip dengan SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Berikut tiga SMA Unggul yang dimaksud: 1. SMA Negeri 2 Balige Sekolah ini berada di Soposurung, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Sebelum pemekaran, Toba adalah wilayah yang masuk ke Kabupaten Tapanuli Utara. Dari kabupaten induk ini kemudian lahirlah Kabupaten Toba, Humbang Hasundutan, dan Samosir. Reuni alumni SMA Negeri 1 Balige pada 1990 adalah momen lahirnya ide ini. Mereka sepakat membangun pendidikan di Bona Pasogit (tempat asal) dengan cara merekrut siswa terbaik dari setiap SMP yang berada dalam jajaran wilayah Tapanuli Utara dan sekitarnya dengan mendirikan Yayasan Soposurung Balige. Mengutip sman2balige.sch.id, Kamis (15/6/2023), perjanjian kerja sama Depdikbud dengan Yayasan Soposurung No. 7184/105/7/91.1 - No. 916/YYS/X/VL tanggal 10 Oktober 1991 adalah cikal bakal berdirinya SMA Negeri 2 Balige. Depdikbud memberi kewenangan terhadap Yayasan Soposurung mendirikan asrama siswa dan fasilitas yang dibutuhkan serta melakukan renovasi gedung eks-SPG Negeri Balige dengan lahan seluas 62.845 meter persegi. SMA ini melakukan seleksi siswa baru dengan dua jalur. Pertama dengan cara menyeleksi Nilai Ebtanas Murni (NEM), kedua dengan cara tes akademik, tes psikotes, dan tes kesehatan. Ada juga diterapkan siswa asrama dan nonasrama. Adalah Letnan Jenderal TNI TB Silalahi yang menjadi sosok di belakang Yayasan Soposurung Balige. Dan, tentunya para alumnus SMA Negeri 1 Balige lainnya seperti Laksamana Muda TNI DR Farel Parapat dan sebaginya. 2. SMA Negeri 1 Matauli Pandan Sekolah didirikan pada 1994 dan merupakan sekolah negeri yang pengelolaannya bekerjasama dengan yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli). Sekolah ini berada di ibukota Tapanuli Tengah, Pandan. Mengutip sman1-matauli.sch.id, Kamis (15/6/2023), pendirian sekolah ini berdasarkan perjanjian kerja sama antara Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara dengan Yayasan Matauli tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Sekolah Menengah Umum Nomor:835/I05/A/94.1/03/PKS/III/1994. Pihak Yayasan Matauli membiayai antara lain, beasiswa bagi siswa yang potensial dan berprestasi tinggi, pembangunan dan pengelolaan asrama siswa, pembangunan dan pengadaan sarana lain sesuai dengan kemampuan Yayasan, peningkatan mutu profesional, keterampilan, dan kesejahteraan tenaga kependidikan dan kegiatan ekstra kurikuler. Sekolah unggul di SMU Negeri 1 Matauli dibentuk atas dasar kesadaran tokoh-tokoh masyarakat didorong oleh kebijakan Marsipature Hutana Be. Hal itu tumbuh berdasarkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas sumber daya manusia, terutama dari daerah asalnya. Seleksi siswa yang masuk sekolah unggul ini meliputi pertimbangan nilai rapor SLTP, NEM SLTP, tes akademik, tes kesehatan/kesamaptaan, dan tes psikologi. Siswa yang lulus dimasukkan ke dalam kelas unggul dan mereka diberi beasiswa, diasramakan, mendapat berbagai fasilitas, dan bebas SPP. Sedangkan siswa yang tidak lulus seleksi dimasukkan ke kelas biasa dan mengikuti program biasa. Adalah Jend TNI Feisal Tanjung yang menjadi sosok di belakang Yayasan Matauli. Dan, tentunya para tokoh Sumut lainnya dari Tapanuli Tengah dan Sibolga seperti Akbar Tanjung, dan sebagainya. 3. SMA Negeri 2 Sipirok Sekolah ini berada di lembah Gunung Sibualbuali, Sipirok, Tapanuli Selatan. Dulunya Tapanuli Selatan adalah wilayah besar yang meliputi Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal, Padanglawas, dan Padanglawas Utara. Pembangunan fisik sarana prasarana sekolah ini dimulai pada 1994 di areal kurang lebih 11 hektare. Bangunan sekolah menyatu dengan asrama siswa yang berkapasitas 360 siswa, rumah guru 36 pintu, sarana ibadah, dan olahraga. Namun, secara resmi sekolah ini mulai merekrut siswa baru pada 1995. Secara hukum, mengutip sman2sipirok.sch.id, Kamis (15/6/2023), sekolah ini dikelola oleh pemerintah bersama Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be (YP MHB). Pihak yayasan memberikan fasilitas gratis bagi siswa-siswi yang diterima di sekolah ini, mulai dari asrama, pakaian seragam, makan dan lain lain. Namun, para siswa yang ingin masuk ke sekolah ini harus di seleksi terlebih dahulu. Tahapan pertama adalah seleksi administrasi. Pada seleksi administrasi, siswa yang berperingkat 10 besar selama SMP dari kelas 1 sampai kelas 3 saja yang bisa lolos seleksi administrasi. Tahapan kedua adalah seleksi tes potensi akademik, psikotes, kesemaptaan, kesehatan, dan wawancara. Adalah Letnan Jenderal Raja Inal Siregar yang menjadi sosok di belakang YP MHB ini. Saat itu dia adalah Gubernur Sumut sekaligus pencetus konsep Marsipature Hutana Be yang artinya membangun kampung halaman. Demikianlah informasi soal SMA Unggul yang ada di Sumut, tepatnya Tapanuli. Sekolah yang diprakarsai para jenderal dan hingga kini masih eksis. Semoga Bermafaat. (Adelina). ***

Leave a comment